PROBLEM(?)
Masa-masa sulit
telah membantuku memahami dengan lebih baik daripada sebelumnya, betapa kaya
dan indahnya hidup, dan begitu banyak hal yang dikhawatirkan seseorang ternyata
tidaklah penting.
Isak Dinisen
Ketika aku memikirkan semuanya ini, kembali tubuhku tidak
bisa menerimanya dengan baik. Ya, aku memang mempunyai penyakit. Tapi aku tak
begitu memikirkan nya, karena aku yakin dengan ada penyakit ini aku bisa lebih
kuat untuk menanggapi masalah yang bertubi-tubi datang kepadaku. Penyakit (?)
Hei, apa yang kamu pikirkan tentang itu?
Tidak usah dilebih-lebihkan, penyakit ini tidak separah kamu pikir kok.
Mungkin, hanya aku saja yang berlebihan. Ya, hanya pikiranku lah yang
berlebihan.
Dear, aku
memang tidak sehebat penulis lain yang pandai menyusun dan memainkan kata-kata
dengan baik. Bahkan aku pun jarang untuk menuliskan tentang kehidupan ku yang
bisa dibilang “rumit” ini. Aku memulainya dengan kata “problem”. Ya, bisa
diartikan itu sebagai masalah. Well, banyak masalah yang datang akhir-akhir ini
padaku.
Pikiran, ya masalah itu datang lewat pikiranku. Awalnya ku
tidak dapat menyadari bahwa yang aku pikirkan ini adalah sebuah masalah. Tapi
memang seperti itu kenyataann nya, ketakutan yang terus menghantuiku selama
ini. Takut, ya I’m afraidL
Aku emang
gatau apa yang sedang dipikirkan mereka, ya baik orangtuaku, teman-temanku,
sahabat(?)ku, bahkan cowo yang aku sayang, ya! Benar, aku gak tau apa yang
dipikirkan mereka tentangku. Bahkan aku tak tahu apa benar mereka semua tulus
menyayangiku atau tidak. Haha lebay banget ya aku? Begini deh kalau terlalu
baper nonton film dan baca-baca komik,novel, buku dsb. Tapi yang aku rasakan
memang seperti itu, bukan maksudku untuk tidak percaya dengan semua yang mereka
bilang dan buktikan. Namun, kalau rasa takut itu ada tak masalah bukan?
Aku belajar, masalahku ini muncul ketika ku mulai berbohong
sama kedua orangtuaku. Memang itu adalah salah, tapi aku menyesal karena dulu
aku masih belum bisa memahami sebuah kondisi sehingga aku gegabah untuk
mengambil keputusan untuk berbohong karena saat itu aku takut kalau aku jujur
malah tidak dapat ijin dari mereka. Ya, aku menjalani hubungan backstreet
dengan pacarku dahulu. Kami memang takut dengan orangtua kami masing-masing.
Sampai ketika kita ingin bermain/belajar bersama kita harus berbohong dulu
kepada orangtua kami. Sedih memang, sakitjelas. Yang namanya berbohong itu
adalah kesalahan yang fatal bukan. Aku bodoh saat itu lebih memilih berbohong
ketimbang jujur. Mau bagaimanapun jujur itu lebih baikL tapi semua sudah tidak bisa diperbaiki,
aku gak tau harus berbuat apalagi. Aku sedih, putus asa. Kini yang bisa ku
perbuat adalah berserah diri kepada Tuhan dan berdoa minta jalan keluar dan
pengampunan. Yang pasti aku menyayangi mereka semua.
Singkat
cerita, aku dan pacarku ini sudah tidak menjalankan hubungan “pacaran” karena
kita nggak mau lagi buat orangtua maupun oranglain berpikiran yang tidak-tidak.
Namun, walau begitu kami usaha keras untuk tidak saling membenci dan berusaha
tetap berkomunikasi satu sama lain. Kini aku tak tahu apa perasaan dia
kepadaku, aku khawatir akan perasaan nya padaku akan berubah 10 tahun
mendatang, ya, ketika kami sudah tumbuh dewasa, tidak saling bersapa, bahkan
mungkin ketika kami sudah tidak tahu dimana bagaimana kita masing-masing berada
nanti. Jujur, aku sedih ketika memikirkan masalah soal masa depan ini. Mungkin
memang aku hanyalah gadis yang berumur 16tahun yang masih tidak mengerti soal
cinta, namun inilah yang kurasakan. Aku mengasihi dia, aku sangat sayang
padanya. Jujur aku kesal dan marah jika ada seorang yang menjelekan dia dan
yakin kalau dia itu jahat. Tapi, aku yakin dia akan berubah seiring dengan
waktu yang berjalan. Karena aku menegerti saat ini dia belum dewasa, dan belum
bisa memahami apa yang terjadi pada dirinya dan apa solusi yang harus dia
perbuat. Aku yakin suatu hari nanti, dia kan menjadi laki-laki yang tangguh,
bertanggungjawab ,bijaksana, bernai mengambil sebuah resiko, dan menyukai
tantangan. Juga selalu mengucap syukur dan dekat sama Tuhan . Aku begitu yakin
bahwa hari itu akan datang. Ya!:)
Memang saat ini dia sangat dikucilkan karena dulu kita
termasuk dia pernah berbohong, ya aku begitu merasakan kesakitannya. Akan
orangtuaku yang membenci dia, bahkan mereka tidak mau bertegur sapa dengan nya
walau dia pernah mencobanya. Aku begitu sedih ketika melihat kejadian itu
terjadi dan menimpa dia. Aku tidak tahu seberapa kesal dan marahnya diriku ini
ketika melihat kedua orangtuaku memperlakukan dia seperti itu, ysng jelas aku
membenci perlakuan orangtuaku tersebut, dan aku tidak boleh membenci mereka.
Karena aku pernah mendengar kalimat seperti ini.
“Bencilah
kejahatannya, jangan penjahatnya!”
Sampai saat ini orangtuaku masih tidak menyukainya, berbeda
dengan dahulu ketika mereka begitu senang ketika aku bercerita tentang dia.
Tapi hari itu telah berlalu.
Dear, aku sangat sayang cowo ini. Aku nggak mau melihat dia
terus-terusan sedih seperti itu, namun aku tak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya
bisa berdoa sama Tuhan agar semua ini usai dimasa depan yang akan datang. Agar
kedua orangtuaku bisa memaafkan dia, dan kembali seperti dulu selalu bersuka
dan saling terbuka agar akupun bisa mendapat ijin untuk pergi dengan dia dengan
aman. Karena harapan itu selalu ada ketika kita taruh harapan itu kepada Tuhan.
Aku yakin, bahwa tidak ada yang mustahil ketika Tuhan bekerja. Ya!
Well, Saat ini aku masih dekat sama cowo ini, perasaan ku tak
pernah berubah. Tekadku untuk membuat orangtuaku agar tidak membencinya juga
masih berjalan. Mulai sekarang aku sudah jujur walau orangtuaku masih belum
menerimanya. Namun aku tau orangtuaku masih melarang, jadi aku tetap dalam
peraturan. Namun karena kami satu Gereja, mau gamau mama dan papa harus nerima
kalau sampai saat ini aku tidak bisa jauh darinya. Bukan karena disengaja, tapi
memang tidak disengaja kita selalu bertemu dan masih saling mengobrol. Dan aku
yakin suatu saat kami bisa bersatu juga masing-masing dari orangtua kami.
I Hope the Miracle is coming…
In the name of Jesus^^
Tidak ada komentar :
Posting Komentar